14 September 2008

Pertemuan 3 - Bermurah Hati Kepada Masyarakat


Bacaan Kitab Suci : 2 Korintus 9 : 6-15

2Kor 9:6 Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.

2Kor 9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.

2Kor 9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.

2Kor 9:9 Seperti ada tertulis: “Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya.”

2Kor 9:10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;

2Kor 9:11 kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.

2Kor 9:12 Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah.

2Kor 9:13 Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang,

2Kor 9:14 sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh karena kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu.

2Kor 9:15 Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!

Mencermati Kitab Suci :

> Sejauh mana saya telah memberi dengan suka cita dan tulus hati ?

> Bagaimana perasaan saudara apabila saudara melihat ada orang yang memberi dengan terpaksa atau mengharapkan pamrih ?

> Apakah yang saya rasakan bila suatu saat saya sedang kesusahan namun tidak ada yang mau memberi bantuan ?

> Apa yang harus saya lakukan dengan segala berkat yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada saya ?

> Bagaimana pendapat saudara dengan pernyataan bahwa memberi derma berarti memenuhi hak orang miskin ?

> Setelah merenungkan kelima pertanyaan diatas, apakah saya sudah cukup memperhatikan sesama saya ? Apa yang masih harus saya perbuat ?

Refleksi dan membangun niat :

Kisah nyata :

Beberapa waktu yang lalu di Kalkuta, Ibu Teresa tidak memilki gula untuk anak-anaknya. Mendengar hal itu, seorang bocah Hindu berumur empat tahun, pulang ke rumahnya dan menceritakan kepada orang tuanya, “Aku tidak akan makan gula selama tiga hari; aku akan memberikan gula jatahku kepada Ibu Teresa”

Suatu malam seorang lelaki datang ke rumah Ibu Teresa dan menceritakan tentan sebuah keluarga dengan delapan anak yang tidak makan selama beberapa hari. Ibu Teresa mengambil beras dan pergi ke rumah mereka. Ibu dari delapan anak tersebut menerima beras dan membaginya menjadi dua bagian, lalu pergi. Ketika kembali, Ibu Teresa bertanya kepadanya, “Kemana engkau pergi ? Apa yang telah engkau perbuat ?” Ibu itu menjawab, “Tetangga saya juga lapar”. Rupanya ia memberikan separuh berasnya kepada tetangganya

(Dikutip secara bebas dari buku “Maria Bunda Pendamai”, halaman 17-18, karangan Ibu Teresa dari Calcutta dan Br Roger dari Taize, Penerbit Kanisius, 1998)

Pertanyaan refleksif :

> Apa yang menyebabkan seorang bocah berumur empat tahun dan seorang ibu miskin masih mampu berbagi dengan orang-orang yang berkekurangan ?

> Sejauh mana kepedulian kita kepada orang-orang miskin, orang-orang lapar dan tuna wisma ?

> Bagaimana perasaan kita setelah kita dapat membantu mereka ? Sebaliknya apa perasaan kita jika kita melewatkan kesempatan untuk membantu mereka ?

Dikutip dari : Bahan Renungan Bulan Kitab Suci - Komisi KKS - KAJ

No comments: